Sedalam
Perasaan, *PDH
Momen ini bukanlah yang perdana, namun
entah kenapa ia seolah berseru padaku. Momen yang tidak besar, tidak pula
kecil, namun sungguh istimewa. Bagiku kehadirannya menusuk namun tusukan itu
justru menghiasi. Ibarat bros, tusukannya justru menjadikan indah perjalanan
ini. Entah mengapa.
Momen ini tentu saja bukan hal yang
sepele, namun sederhana. Momen serupa tak elak sering terjadi. Hanya saja kali
ini, entah mengapa aku ingin mengabadikan ceritanya. Bisa jadi kelak kita akan
rindu untuk mengenangnya. Siluet-siluet kehidupan yang sungguh nyata dan sering
terulang namun tidak mudah terulang persis.
Bagiku kita semua unik. Mimpi,
harapan, tujuan, cita-cita yang tak sama namun justru mempertemukan kita di
tempat yang sama. Rasa, kepekaan, pandangan, perspektif, idealisme yang berbeda
namun justru menyatukan kita pada tema perdebatan yang sama. Bisa jadi kita
kelak akan terpingkal-pingkal pada sepotong kisah klasik ini.
Berada di kubu bukan pro, bukan kontra,
bukan pula netral, kadang membuatku harus membela kalian semua, bagiku tidak
ada yang salah. Membela kalian semua sama artinya dengan tidak membela siapapun
dan bagiku itu menyenangkan, betapa beragamnya kita. Entahlah, sepekan ini
penuh keistimewaan. Bisa jadi kelak kita akan meneteskan airmata untuk sebuah
titik kecil yang sering tak terlihat.
Satu hal yang membuatku memerah dari
momen ini hanya satu. Satu titik yang dengan mudah membuat kita tak segaris.
Hei! Bukankah kita sudah diajari tentang titik dan garis? Bukankah tidak segaris
itu karena ada satu titik di antara garis itu dan membuatnya seolah terpotong?
Bukankah satu titik itu membuat garis tidak lurus? Bukankah ketidaklurusan
adalah tanda ketidaksempurnaan garis lurus? Bisa jadi kelak kita akan terdiam
menjawab setiap pertanyaan yang berkecamuk.
Simple namun tidak sepele. Kesenjangan
social? Kurasa bukan. Kesalahpahaman? Kurasa bukan juga. Perbedaan pola pikir?
Hmm, kurasa tetap bukan. Atau ketidakmengertian? Semoga bukan juga karena ia
tak mudah diluruskan. Kucoba merangkai kembali satu per satu bait cerita dari
kalian. Tentu saja tidak ada yang salah dari cerita kalian. Semua pembelaan itu
wajar saja kalian ungkap. Bahkan peluh yang siap menetes pun akan meneteskan
pembelaan yang sama. Bisa jadi kita kelak akan terharu pada momen ini.
Bagiku kalian semua spesial. Sedalam perasaan tiap-tiap diri
kita, sedalam perasaan tak sama pada tiap-tiap samudra. Sedalam perasaan
tiap-tiap samudra, menyimpan tiap-tiap relung yang tak sama namun tetap segaris
dan tak pernah nampak terpotong J
Satu keyakinan, kita kelak akan tersenyum mengenang setiap
inci momen ini.